A Brand New Scholarship Adventure!

A Brand New Scholarship Adventure!

Categories: aboutme-idopinion-id
Tags: 2019bappenasbkdkalbarpusdiklatrens3scholarshiptoefltpa
← Back to home

“life is a never ending learning process

Pada kesempatan sebelumnya, saya sudah pernah bercerita singkat tentang pengalaman saya dalam mendapatkan beasiswa S2 pada tahun 2015 silam. Kali ini, saya akan bercerita tentang sepak terjang saya dalam mencari beasiswa S3.

Saat tulisan ini ditulis, saya masih dalam proses pencarian sekaligus seleksi beasiswa, sehingga post ini akan saya bagi menjadi beberapa bagian.

Seperti yang telah saya ceritakan di bagian about me, saya adalah pejabat fungsional di Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, sederhananya saya adalah seorang PNS. Setelah terlibat lebih kurang delapan tahun dalam dunia birokrasi, saya menyadari bahwa peluang untuk mendapatkan beasiswa bagi PNS lebih besar daripada non PNS dan bahwa kompetisi antar PNS akan semakin sengit. Peningkatan kompetensi diri merupakan suatu hal yang harus terus dilakukan.

hanya ikan mati yang berhenti bergerak dan mengikuti arus

Terlebih, walaupun saat ini kondisi sudah semakin baik, namun saya menyadari bahwa saya termasuk double minority, dari suku maupun agama. Oleh karena itu, saya harus mampu menunjukkan bahwa saya bisa menjadi lebih baik dari yang sudah baik dan pendidikan adalah salah satu upaya yang dapat saya tempuh sebagai ajang pembuktian diri.

Dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, menempuh pendidikan S3 dengan biaya pribadi bukanlah sesuatu yang dapat saya lakukan. Beasiswa menjawab permasalahan tersebut sekaligus menjadi ajang untuk aktualisasi diri, karena citra penerima beasiswa sebagai putra putri terbaik Indonesia, khususnya Kalimantan Barat.

Beasiswa S3 BAPPENAS, bulan Oktober 2019 informasi mengenai pembukaan beasiswa BAPPENAS beredar melalui group whatsapp. Antara penasaran dan memang ingin mencoba peruntungan, saya mendaftar secara online melalui website PUSDIKLATNAS BAPPENAS. Melengkapi dokumen persyaratan bagi saya cukup mudah karena sudah berbekal pengalaman S2 sebelumnya. Selain itu saya cukup terbantu oleh teman-teman di bidang pengembangan ASN yang memang sudah berpengalaman menangani usulan beasiswa, yang ternyata mendapatkan restu pimpinan di kantor saya.

28 Oktober 2019, PUSDIKLATREN BAPPENAS mengirimkan email berisi surat pemanggilan peserta tes TPA yang pelaksanaannya diakomodir oleh bidang pengembangan ASN.

Terakhir kali saya mengikuti tes TPA adalah 4 tahun lalu, persiapan saya untuk tes tersebut sangat minim (sebatas beli perlengkapan atk untuk tes). Memang pada saat itu saya cukup disibukkan dengan kegiatan kantor lainnya.

TPA BAPPENAS

Ketika hari tes tiba, 2 November 2019, saya hampir telat karena bangun kesiangan ?. Menyempatkan diri mampir untuk sarapan. Beruntung ada pak S yang menelepon untuk mengingatkan saya. Akhirnya saya hanya sempat makan beberapa sendok bubur yang telah saya pesan sebelum ngebut ke lokasi tes. Saya tiba di lokasi tes kurang dari 5 menit sebelum test di mulai (jangan ditiru, pastikan hadir minimal 30 menit sebelum tes).

Tes TPA sendiri terdiri dari beberapa bagian, kemampuan linguistik, matematis dan logis. Saya tidak akan bahas terlalu mendetil tentang isi tesnya, sebaiknya pelajari dari artikel lain di google tentang TPA jika Anda tertarik.

Selesai tes, saya merasa bahwa saya tidak mampu mengerjakannya dengan baik. Terutama pada bagian kemampuan matematis. Soal-soal yang diberikan pada dasarnya tidak terlalu sulit untuk dikerjakan, namun sangat menguras waktu, dan hal tersebut yang kurang saya perhatikan. Ketika saya baru menyelesaikan lima belas soal, pengawas tes mengumumkan bahwa waktu tersisa hanya sepuluh menit sedangkan masih ada tiga puluh soal lebih yang harus saya kerjakan?. Disaat itu saya merasa gagal.

Sedangkan untuk bagian kemampuan linguistik maupun logis, saya merasa saya cukup maksimal dalam mengerjakannya, walaupun cukup banyak soal yang saya tidak tahu jawabannya. Trik yang saya lakukan adalah jawab dengan mengeliminasi pilihan jawaban sehingga kemungkinan benarnya bertambah, terlebih menjawab salah pun tidak mendapat pinalti.

Bersambung...

← Back to home