"memperoleh Letter of Acceptance untuk jenjang S2 sebenarnya cukup mudah"
Kali ini saya akan berbagi sedikit tentang informasi beasiswa dan disini saya menggunakan bahasa Indonesia supaya mudah dipahami oleh mahasiswa maupun scholarship seeker di Indonesia. Sebelum dimulai saya juga ingin mengingatkan bahwa informasi yang saya sampaikan disini sebagian besar berupa pengalaman dan pendapat pribadi saya saat berjuang mendapatkan beasiswa sampai menyelesaikan perkuliahan.
Hari-hari pertama di kampus, belum terbiasa dengan sejuknya.
Saya mendapatkan beasiswa pada awal tahun 2015 dan mulai perkuliahan pada september 2015. Awal 2015 saya sudah mengincar beberapa beasiswa luar negeri yang hendak saya apply, yaitu:
Langkah awal memulai scholarship hunting adalah berburu informasi, mengenai jadwal masing-masing beasiswa tersebut. Dari ke-empat beasiswa tersebut, ternyata saya memutuskan untuk mencoba apply beasiswa LPDP, AAS, dan KOMINFO.
Wow, sampai tiga??? Jangan heran jika saya katakan itu adalah hal yang wajar dan bahkan tiga itu kurang. Kenapa? Pertimbangannya adalah persyaratan antara beasiswa yang satu dan yang lain itu mirip-mirip, kenapa tidak diurus sekaligus? Selain itu kesempatan untuk mendapatkan salah satu dari beasiswa tersebut menjadi lebih besar. Namun, kebanyakan pemberi beasiswa kurang senang dengan peserta yang mendaftar juga ditempat lain, sehingga saran saya supaya jangan disebutkan kecuali memang ditanyakan.
Selanjutnya persiapan dalam memilih universitas juga cukup penting. Beasiswa LPDP memberikan kebebasan dalam memilih universitas sedangkan Beasiswa KEMKOMINFO sudah terdapat kerjasama dengan universitas sehingga saya memilih salah satu dari universitas tersebut yang menawarkan jurusan yang saya minati yaitu Web Applications and Services di University of Leicester.
Selanjutnya saya menghubungi UoL untuk memproses LoA atau letter of acceptance, yang intinya menyatakan bahwa mereka bersedia menerima saya sebagai salah satu mahasiswanya. Dan dari pengalaman tersebut saya bisa simpulkan bahwa memperoleh LoA untuk jenjang S2 sebenarnya cukup mudah.
"Memperjuangkan pendidikan gratis, beasiswa, itu tidak gratis"
Selanjutnya saya menghubungi UoL untuk memproses LoA atau letter of acceptance, yang intinya menyatakan bahwa mereka bersedia menerima saya sebagai salah satu mahasiswanya. Dan dari pengalaman tersebut saya bisa simpulkan bahwa memperoleh LoA untuk jenjang S2 sebenarnya cukup mudah.
Pendek kata, berkas-berkas yang perlu dipersiapkan sudah lengkap, kecuali LoA walaupun saya katakan mudah, namun saya belum memiliki IELTS waktu itu sehingga hanya diberi Conditional LoA. Saya submit ke ketiga pemberi beasiswa tersebut. Dan saat itu karena LPDP yang jadwalnya paling dekat (saya kurang ingat tanggal, sepertinya di bulan maret atau april), LPDP terlebih menyatakan saya lulus seleksi berkas dan diundang untuk menghadiri seleksi berikutnya.
Waktu itu seleksinya dilakukan di kampus STAN, Bintaro, seleksinya terdiri dari ujian tertulis, diskusi kelompok dan wawancara. Oh satu lagi, karena saya berdomisili di Pontianak, Kalimantan Barat, sehingga saya harus rela mengeluarkan tabungan untuk berangkat mengikuti tes. Memperjuangkan pendidikan gratis, beasiswa, itu tidak gratis.
Setelah menyelesaikan ujian seleksi beasiswa LPDP, berikutnya saya mengikuti ujian KEMKOMINFO (berselang kurang lebih satu bulan) dan waktu itu pengumuman hasil seleksi LPDP belum keluar. Kembali lagi ujian tertulis dan wawancara, kali ini tidak ada diskusi kelompok. Dan lagi-lagi saya harus mengeluarkan tabungan untuk berangkat ke Jawa karena tes nya kali ini dilaksanakan di PUSDIKLAT KOMINFO.
Pada saat bersamaan seleksi berkas AAS juga sedang berlangsung, namun jadwal pengumuman kelulusan seleksi administrasi AAS itu jatuh sekitar bulan Oktober, sehingga sampai saat itu saya belum mendapat kabar tentang progres saya di AAS.
Pertama kali keliling city center Leicester di depan menara jam iconicnya.
Tidak lama berselang saya mendapat kabar gembira, ternyata saya dinyatakan menjadi salah satu kandidat terpilih mendapatkan beasiswa KEMKOMINFO beserta puluhan orang lainnya. Dari sebagian peserta yang dinyatakan lulus beasiswa KEMKOMINFO, ternyata ada beberapa peserta juga yang mengikuti seleksi LPDP dan dinyatakan lulus, sehingga mereka mengundurkan diri dari beasiswa KEMKOMINFO (secara keuangan dan fasilitas LPDP lebih mengiurkan). Walaupun saya belum berkesempatan mendapatkan beasiswa LPDP, saya sangat senang karena usaha saya berbuah hasil.
"Pertama kali menginjakkan kaki di Heathrow Airport, London, perjuangan keras selama berburu beasiswa terbayar lunas lengkap dengan bunganya"
Setelah pengumuman bahwa saya dinyatakan sebagai salah satu kandidat penerima beasiswa kominfo, saya masih balik ke Jakarta beberapa kali lagi sebelum akhirnya berangkat kuliah. Yaitu untuk mengikuti briefing bagi kandidat penerima beasiswa kominfo, yang saat itu saya atur sedemikian sehingga saya bisa mengurus screening kesehatan (keterangan bebas TBC) yang disyaratkan untuk VISA UK bagi pelajar, dan kemudian sekali lagi balik ke jakarta untuk melakukan interview VISA.
Kemudian setelah semua persyaratan administrasi beasiswa dan pengurusan VISA selesai, pada bulan September, akhirnya saya berangkat ke UK.
Pertama kali menginjakkan kaki di Heathrow Airport, London, perjuangan keras selama berburu beasiswa terbayar lunas lengkap dengan bunganya. Dunia terasa berbeda. Inilah pertama kalinya saya benar-benar jauh dari rumah, dari keluarga dan dari para sahabat. Namun suasana yang ramah dari para penduduk dan teman-teman baru dari berbagai belahan dunia membuat semuanya menjadi lebih mudah. Apalagi dengan adanya teman-teman PPI UK yang siap membantu.
Ok, sekian sharing pengalaman kali ini. Semoga masih ada kesempatan untuk tulisan berikutnya lagi.
Wendy